Kamis, 28 Mei 2015

Studi mengakatan gadis yang mencari persaudaraan wanita, bukan hanya pernikahan di IS

        Pendapat bahwa wanita muda yang berpergian ke Syria untuk menjadi pengantin jihad,  sederhana dan dihalangi untuk mencegah para gadis lain sejak radikal ada, penelitian baru menunjukan. Wanita muda yang gabung dengan IS untuk berbagai alasan, termasuk kemarahan atas penghinaan yang dirasakan umat Islam dan keinginan untuk memiliki persaudaraan dengan keyakinan yang sama, menurut sebuah laporan yang dirilis kamis oleh Institut dialog strategi dan pusat internasional untuk studi Radikalisasi di kampus King's London.

Masyarakat Barat harus memahami berbagai macam mitivasi, jika mereka berharap untuk mencegah lebih banyak perempuan yang bergabung dengan militan dan berpotensi untukkembali ke negaranya untuk melakukan tindakan terorisme, alasan penulis dilaporkan oleh Erin Saltman dan Melanie Smith, pendapat mereka seperti dicuci otak, menjadi pengantin, para gadis yang tidak bersalah memahami dari tindakan mereka."mereka tidak dianggap serius", tutur Smith."itu terkait berbahaya untuk cap orang dengan kasus yang sama".

Penelitian menyarankan tentang istilah pengantin jihad mungkin menarik dari pusat pandangan media., wanita muda yang melakukan perjalanan ke Syria melihat diri mereka sebagai sesuatu yang lebih, memulai berziarah dalam misi untuk mengembangkan wilayah menjadi Islam. Banyak yang ingin berjuang dengan anggota para pria, tetapi  anggota yang ketat iterprestasi membuang islam mereka untuk peran domestik.

Tanggung jawab penting untuk wanita dalam wilayah islam yangdikontrol pemerintahan generasi mungkin menjadi istri yang baik dan ibu ke generasi berikutnya dari Jihad, tetapi penelitian menyimpulkan bahwa wanita memainkan peran propraganda yang penting untuk organisasi dengan menggunakan media sosial untuk membawa anggota lebih banyak.

"Propaganda berbahaya," tutur Smith, "itu rentan menarik atau berisiko individu masuk ke ideologi yang ekstremis, menyederhanakan konflik dunia dalam kebaikan melawan kejahatan yang memungkinkan seseorang berkesempatan menjadi pahlawan, sebuah narasi diperdayakan untuk kehilangan hak, melepaskan individu. Wanita muda sering rentang dengan jenis ini dari retorik karena mereka mempertanyakan identitas mereka seperti tumbuh menjadi dewasa. Banyak dari wanita muda diamati mengatakan mereka merasa secara sosial dan secara budaya terpencil dalam sekuler masyarakat barat. dan melihat wilayah yang dikontrol oleh negara Islam seperti" tempat yang aman untuk mereka yang merangkul dan melindungi islam," menurut laporan tersebut.

Sekitar 550 wanita muda, beberapa diantaranya umur 13,telah melakukan perjalanan ke wilayah negara yang dikuasai islam, menurut laporan. Para penulis melihat akun sosial media lebih dari 100  profil wanita platfrom seperti Twitter, FB, dan Tumblr. yang muncul sampel  mereka mengunakan snowball teknik dimana migran negara Islam diidentifikasi dengan hubungan antara negara islam lainnya. Foto, chating online, dan akun lain dibantu tempat oleh wanita secara geografis di Suriah atau Iraq. Penelitian mengatakan  wanita berasal dari 15 negara dan sebagian besar beroperasi di Inggris.

Mereka secara konsisten mengatakan tentang pengalaman persahabatan mereka setelah pindah ke negara islam dan sering menggunakan sosial media untuk mengepost gambar dari para wanita yang berkudung berpose bersama. Ini sering kontras dengan diskusi tentang perasaan palsu atau hubungan tingkat yang beralih sebelumnya mereka mengadakan di Barat, tutur penulis, Pencarian untuk persaudaraan bermakana, dan identitas merupakan faktor pendorong untama bagi banyak wanita untuk berpergian.

Mereka juga mencari cinta dalam bentuk perkawinan. Online, gambaran dari singa dan singga betina sering disebar untuk melambangkan persatuan, kata laporan itu. Simbol ini untuk menemukan suami yang berani dan kuat, tetapi juga gagasan propaganda untuk mendukung suami jihad dan mengambil Ideologi ISIS merupakan pemberdayaan peran untuk wanita. Seorang wanita yang diindentifikasi seperti Shams dan merupakan dokter yang berkualitas, menemukan suaminya melalui pertemuan yang diatur, suaminya segera diusulkan, Dia mengepost foto pernikahannya, yang menampilkan bendera ISIS dalam background. Suaminya berjenggot memakai dasi, Dia memakai baju putih dan bercadar.

Dia memberi judul gambarnya" Pernikahan di tanah jihad sampai mati syahid memisahkan kita. Dimana mereka tertarik dengan kisah romantis tentang kelompok wanita yang makan malam dan mandi di sungai Efrat, sebagian besar migran muda dengan cepat menemukan bahwa kehidupan mereka memungkiri retorika. Dimana kehidupan di Syuriah sulit, beberapa wanita di menyuarakan keluhan mereka secara langsung. IS telah mengandalkan jaringan desentralisasi 'utusan' disebarkan untuk visi dunianya, dan jaringan terkunci ke dalam tindakan dengan cepat menegur yang berbicara keluar. Hastag " tak seorang pun yang peduli tentang janda", tidak berlangsung lama.

Tetapi wanita memperingatkan orang yang mungkin mengikuti mereka bahwa mereka harus siap diuji oleh mati listrik, kekuranganair, musim dingin yang pahit dan kerja keras dari kehidupan zona perang. Perawatan kesehtan merupakan perhatian khusus, dengan seorang wanita barat menggambarkan pengalamannya mengalami keguguran di RS negara islam karena tidak dapat berkomunikasi dengan dokter. "Anekdot ini berfungsi untuk membuktikan pendapat yang digabungkan dengan baik, masyarakat utopian yang begitu kuat ditekan oleh propaganda ISIS" tutur peneliti (dari the jakarta post diterjemahkan oleh purniasih)












Tidak ada komentar:

Posting Komentar