Rabu, 20 Mei 2015

Berburu Buah Merah Papua





      Buah merah Papua (Pandanus conoideus) dipercaya oleh beberapa orang merupakan buah super kaya dengan manfaat kesehatan. Buah merah telah dimakan oleh orang papua selama beberapa tahun, dikonsumsi oleh masyarakat kota Wamena, Jayapura, Nabire dan Manokwari dari generasi ke generasi. Buah merah disajikan sebagai makanan khas di acara keluarga dan kadang-kadang selama festival pembakaran batu tradisional.

Menurut Kepala dinas kesehatan Timika Erens Meokbun bererapa masyarakat di Timika telah membudidayakan tanaman obat berbentuk oval selama berabad-abad. "Sejak berdirinya Timika pada tahun 1996, beberapa masyarakat Wamena di Timika telebih dahulu membudidayakan buah merah" tuturnya.
Buah merah adalah tanaman yang mirip dengan tanaman yang lain di Panadus genus dan dapat tumbuh hingga ketinggihan 20 meter. Setelah 3 tahun berubah hingga lima buah atu lebih yang masing-masing beratnya sekitar 3 kg.Menurut Erens Meokbun tradisi pembotolan buah merah telah ada sejak tahun 1998, tapi banyak dari buah merah yang matang di jual disepanjang jalan pasar Timika. 

Pembeli dapat membeli buah merah yang utuh atau yang sudah sudah dalam kemasan di pasar tradisional. Yang dalam kemasan sebagian besar diproduksi secara tradisional di dapur sederhana di kios pasar.
Victoria, penjual buah merah, dia menjual 200 mililiter botol sari buah merah dengan harga Rp 150,000. Sedangkan 1,5 liter botol dijual dengan  harga 1 juta. "Kami menjamin kualitasnya higenis karena mengalami tiga kali proses" tutur penjual berusia 45 tahun,yang memiliki 4 karyawan, bisnisnya dimulain pada tahub 2005.Menurut dia pembeli datang dari berbagai tempat termasuk Aceh, Medan, Makassar, Jakarta dan bahkan beberapa daerah di Kalimantan. "Para dokter dari Medan juga memesan buah merah untuk pasiennya" tutur wanita yang mengaku mendapatkan penghasilan 4 juta tiap harinya.

Pedagang yang lain, Natalia Wakerwa menuturkan dia membeli buah merah sekitar 40,000 dari petani dan di proses hingga 50 buah untuk membuat 100 kemasan. Sebelum buah dimakan biasanya dipotong setengah dan kemudian dibagi menjadi 6 bagian, lalu direbus. Ketika memasak buah harus ditekan untuk mendapatkan minyak buahnya dan sarinya keluar dan sisanya dibuang. Masyarakat kemudian memasaknya denga dicampur talas dan umbi-umbian dan dimakan sebagai hidangan utama makanan.

Dibuat degan 2 jenis kemasan, buah merah harus di rebus dan dimasak sekitar 1,5 jam untuk mengeluarkan minyak dan sarinya, Air dan ampas dipisahkan dan disimpan sebelum akhirnya di kemas.
Pedagang buah merah, Yosephine Pigai yang memiliki kios di pasar sentral baru di Timika, beromset 20 jt tiap bulannya, yang menyekolahkan dua ankanya ke Yogyakarta.

Kepala suku dani, Max Murib mengatakan bahwa buah merah dikenal dengan kuansu diantara warga Papua, mereka percaya dapat menambah vitalitas dan obat penyakit seperti cacing dan penyakit kulit.
"Seperti yang kamu ketahui, Dani yang mengkonsumsi buah merah jarang sakit, selalu kilihatan segar dan kuat meskipun umurnya 80 tahun" kata pendeta 78 tahun yang menanam 20 pohon buah merah sendiri.
Kepala Dinas Kesehatan mengatakan tidak ada bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat kesehatan dari buah merah, tetapi beberapa orang telah mengakui khasiat kesehatan.

Namun, seorang dosen di Universitas Cendrawasih bernama I Made Budi MS telah melakukan penelitian tentang manfaat buah merah untuk kesehatan, berkontribusi terhadap popularitasnya. Dalam penilitiannya, ia menemukan bahwa buah merah mengandung antioksidan dan orang yang mengkonsumsi buah merah jarang menderita degeneratif seperti hipertensi, diabetes dan penyakit jantung.
"Karena penelitian dilakukan pada tahun 2005, banyak yang mencari buah merah dalam kemasan" tutur Ernes.( From The Jakata Post diterjemahkan oleh Purniasih)


Pandanus conoideus
Pandanus conoideus
Pandanus conoideus
Pandanus conoideus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar